Oleh : Nur Hanifah Ahmad
Hari Rabu sore itu Vani lari di
lapangan pemda Wonosari sendirian. Di sekitarnya ada banyak yang lari karena
memang setiap sore masyarakat banyak
yang lari mengelilingi lapangan pemda. Para pedagang juga banyak yang berjualan
di sekitar pemda.
Brakkk… Vani jatuh tersungkur di
depan gerbang masuk lapangan. Ada seorang pria sebaya dengannya yang juga
terjatuh.
“mbbak
maaf mbbak. Saya tidak sengaja.” Ucap pria berwajah putih itu. Sambil membantu
Vani berdiri.
“hiiihh…
iya-iya saya maafin. Tapi lain kali hati-hati. Dan tolong lepasin tangan kamu
di pundak saya.” Ucap Vani ketus kepada pria itu.
“ya…
mbbaknya kayak kagak ikhlas maafin gitu.”
“mau
maafin atau kagak itu terserah saya. Yang penting saya sudah bilang kalau saya
sudah memaafkan kamu.”
Vani
langsung beranjak pergi dengan kaki yang agak denglang. Sedangkan pria itu hendak membantu tapi Vani menolaknya.
Ia pun pulang dengan motornya.
===
Di
sekolah Pak Guru muda Bahasa Arab kelas XI IPA 2 membawa siswa baru. Vani yang
melihat kehadiran murid baru itu langsung terpengarah kaget. Sedangkan siswi-siswi
yang lainnya pada heboh dan terpana dengan wajah tampan siswa baru itu. Setelah
perkenalan, pak guru mempersilahkan siswa baru itu duduk di samping Vani yang
kebetulan duduk sendiri.
“hai
cewek pelari. Kenalin Aku Diva.” Bisiknya pada Vani setelah duduk.
“hahh…
kagak ada yang tanya. GR banget sih lo.” Ucap Vani sambil sebel dengan
kehadiran siswa baru itu.
Hari-hari
di lalui Vani duduk di samping pria itu. Vani yang malas menulis dan tidak suka
memperhatikan guru menjelaskan semakin benci dengan Diva yang sifatnya
berbanding terbalik dengannya. Di tambah Diva sering memberi petuah kepada
Vani, yang semakin membuat Vani membenci Diva. Walaupun kata-katanya bijak tapi
itu tetap tak digubris Vani.
Waktu
ujian tengah semesterpun tiba. Vani kelabakan sendiri karena tidak bisa
menjawab soalnya. Di sini Vani baru menyadari perkataan Diva yang rupanya baik.
Vani menyesal dan berjanji dalam hatinya bahwa setelah UTS Vani akan berusaha
berubah.
Setelah
UTS, Vani semakin berubah. Membuat teman-temannya heran dan membuat Diva juga
senang. Selain itu Vani sudah tidak membenci Diva. Diva dan Vani kini telah
menjadi sahabat.
Mereka
sering berlari bersama. Dan keakraban mereka menjadikan Vani semakin pintar
pula.
Usai
pengumuman UTS, Vani dekat dengan seorang guru muda Bahasa Arab yang belum
menikah. Kedekatan mereka semakin baik. hingga tercium oleh teman-temannya dari
sikap mereka. Diva yang juga tau langsung menggoda Vani.
Secara
diam-diam Vani dan guru muda itu telah menjalin hubungan asmara. Mereka ta’aruf. Diva diberitahu Vani tentang
hal itu membuat rasa cemburu timbul di hati Diva. Tapi Diva tidak berani
mengungkapkannya. Malah ia mendukung hubungan Vani dengan guru muda itu
walaupun hatinya sakit.
Setelah
wisuda, semua berpisah mengambil masa depannya masing-masing. Vani melanjutkan
kuliahnya di Universitas impiannya sedangkan Diva melanjutkan kuliah di luar
negeri.
===
10
Tahun kemudian
Seorang
dokter berkerudung berjalan menuju kantin. Tiba-tiba hpnya berdering, yang
rupanya panggilan dari UGD. Ia langsung menuju UGD.
Di
UGD ia melihat 2 orang sedang terluka akibat kecelakaan mobil. Ia pun kaget
karena yang terluka itu suaminya sendiri
dan seorang pilot yang ternyata sahabat semasa SMA nya dulu, Diva. Ia pun
langsung bergegas mengobati suaminya. Sedangkan Diva diobati oleh dokter yang
lain.
“Vani…
dia guru SMA kita dulu. Benar dia suami kamu?.” Tanya Diva di ruang ICU. Saat
itu kondisinya parah.
“iya
Diva, benar dia suami ku”
“selamat
ya Van… kamu sudah bahagia bersama dia. aku cuman pengen bilang kalau aku
mencintai kamu sejak SMA hingga sekarang. Jaga dirimu baik-baik ya Van… la.. ila ha ilallah muhammada
darrosululullah.”
Setelah
itu Diva meninggal dunia. Vani menangis. ia tidak menyangka sahabatnya
mencintainya. Sebenarnya Vani juga mencintai Diva. Tapi Pak Guru Bahasa Arab
itu lebih mempesona Vani. Entah kenapa Vani mencintai guru nya sendiri.
SELESAI
Simak info-info menarik dari seluruh dunia di Kikipedia 96
0 komentar:
Posting Komentar